skip to main |
skip to sidebar
KEBIJAKAN OPEC DIACUHKAN,HARGA MINYAK MASIH TERTEKAN
NEW YORK - Meskipun OPEC telah mengumumkan akan memangkas produksi 2,2 juta barel per hari, reaksi pasar minyak tidak terlalu memperhatikan keputusan para kartel minyak dunia tersebut.
Pelaku pasar justru mencemaskan memburuknya perekonomian global saat ini, sehingga harga minyak kembali masih mengalami tekanan, Rabu (17/12/2008).
Seperti dilansir dalam Associated Press, Kamis (18/12/2008), kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan dunia terhadap minyak mentah dikarenakan lesunya perekonomian menjadi perhatian utama para investor.
Hal tersebut menyebabkan harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Januari melorot delapan persen atau turun USD3,54 ke level USD40,06 di New York Mercantile Exchange. Sementara harga acuan minyak mentah berada di level USD39,88, terendah sejak Juli 2004.
Sedangkan, OPEC menyatakan, akan memangkas produksi dalam jumlah cukup besar, tapi jumlah cadangan BBM AS terus membubung. Itu semakin membuktikan bahwa tak banyak lagi warga AS yang menggunakan kendaraan bermotor karena ekonomi sedang lesu.
Permintaan BBM selama empat pekan yang berakhir 12 Desember 2008, turun 2,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Investor memiliki komoditas yang kurang laku di pasar karena masyarakat tak mampu untuk membeli lagi," ujar analis Phil Flynn dari Alaron Trading Corp menggambarkan kondisi riil di pasar minyak saat ini.
Dia mengatakan, masyarakat cemas dengan memburuknya ekonomi dengan ditandai dengan banyaknya pabrik yang tutup. Dari situ terlihat bahwa permintaan minyak akan semakin melemah.
Sementara itu di London, harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Februari naik USD2,13 menjadi USD46,69 per barel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar